wellcome!!!!!!

click

Friday, January 23, 2009

Review Bab 7: Etika Diskriminasi Pekerjaan

1. Sifat Diskriminasi Pekerjaan

Arti dasar dari istilah Diskriminasi adalah “membedakan suatu objek dari objek lainnya,” suatu tindakan yang secara moral adalah netral dan idak dapat disalahkan. Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini secara moral tidak netral: karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela.
Diskriminasi bermuatan moral pada individu semacam ini, biasanya banyak terdapat di bidang tenaga kerja. Diskriminasi tenaga kerja berarti membuat keputusan (serangkaian keputusan) yang merugikan pegawai (calon pegawai) yang merupakan anggota kelompok tertentu karena adanya prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut.
Diskriminasi dalam pekerjaan melibatkan tiga elemen dasar:
  1. Keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih (calon pegawai) karena bukan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
  2. Keputusan yang sepenuhnya diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotipe yang salah, atau sikap lain yang secara moral tidak benar terhadap anggota kelompok tertentu di mana pegawai tersebut berasal.
  3. Keputusan yang memiliki pengaruh negatif atau merugikan pada kepentingan-kepentingan pegawai, mungkin mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan memperoleh kenaikan pangkat, atau gaji yang lebih baik.
2. Tingkat Diskriminasi

Cara untuk melihat apakah suatu institusi melakukan diskriminasi terhadap kelompok tertentu adalah dengan melihat indikator statistik tentang bagaimana distribusi anggota kelompok tersebut dalam institusi yang bersangkutan. Indikator pertama diskriminasi muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka.

Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi semacam itu:
  1. Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain.
  2. Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama.
  3. Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
3. Diskriminasi: Utilitas, Hak, dan Keadilan

Secara umum, argumen yang menentang Diskriminasi di bagi tiga kelompok, yaitu:

1. Utilitas
Argumen utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi.

2. Hak
Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.

3. Keadilan
Kelompok non-utilitarian lainnya melihat diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan.

4. Tindakan Afirmatif

Semua kebijakan (tentang kesamaan memperoleh kesempatan) yang dibahas sejauh ini merupakan sarana untuk “membutakan” keputusan ketenagakerjaan terhadap aspek-aspek ras dan jenis kelamin. Semua kebijakan ini adalah negatif: semuanya bertujuan untuk mencegah diskriminasi lebih jauh. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan tersebut mengabaikan fakta bahwa, akibat diskriminasi masa lalu, kaum perempuan dan minoritas saat ini tidak memiliki keahlian yang sebanding dengan kaum pria kulit putih; karena diskriminasi masa lalu, kaum perempuan dan minoritas saat ini tidak banyak terwakili dalam jabatan-jabatan yang lebih prestisius dan diminati. Kebijakan-kebijakan yang dibahas sejauh ini tidak membicarakan langkah-langkah positif untuk menghapuskan pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu.

Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk distribusi yang lebih representatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas. Inti dari program afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail (“analisis utilisasi”) atas semua klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan. Tujuan penyelidikan ini adalah untuk menentukan apakah jumlah pegawai perempuan dan minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil dibandingkan yang diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di wilayah tempat mereka direkrut. Analisis utilisasi selanjutnya membandingkan persentase pegawai perempuan dan minoritas dalam masing-masing klasifikasi pekerjaan dengan persentase tenaga kerja perempuan dan minoritas yang tersedia di wilayah tersebut dan yang mampu melaksanakan nya bila diberi pelatihan yang memadai. Jika analisis utilisasi menunjukkan bahwa tenaga kerja perempuan dan minoritas kurang dimanfaatkan dalam klasifikasi pekerjaan tertentu, maka perusahaan perlu menetapkan tujuan-tujuan dan jadwal untuk memperbaiki hal tersebut. Program-program tindakan afirmatif pada saat ini telah ditetapkan sebagai kewajiban bagi semua perusahaan yang menandatangani kontrak dengan pemerintah Amerika Serikat.

Tuesday, January 20, 2009

Etika Bisnis Islami

Etika bisnis lahir di Amerika pada tahun 1970 an kemudian meluas ke Eropa tahun 1980 an dan menjadi fenomena global di tahun 1990 an jika sebelumnya hanya para teolog dan agamawan yang membicarakan masalah-masalah moral dari bisnis, sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis disekitar bisnis, dan etika bisnis dianggapsebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang meliputi dunia bisnis di Amerika Serikat, akan tetapi ironisnya justru negara Amerika yang paling gigih menolak kesepakatan Bali pada pertemuan negara-negara dunia tahun 2007 di Bali. Ketika sebagian besar negara-negara peserta mempermasalahkan etika industri negara-negara maju yang menjadi sumber penyebab global warming agar dibatasi, Amerika menolaknya.

Jika kita menelusuri sejarah, dalam agama Islam tampak pandangan positif terhadap perdagangan dan kegiatan ekonomis. Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang, dan agama Islam disebarluaskan terutama melalui para pedagang muslim. Dalam AlQur’an terdapat peringatan terhadap penyalahgunaan kekayaan, tetapi tidak dilarang mencari kekayaan dengan cara halal (QS: 2;275) ”Allah telah menghalalkan perdagangan dan melarang riba”. Islam menempatkan aktivitas perdagangan dalam posisi yang amat strategis di tengah kegiatan manusia mencari rezeki dan penghidupan. Hal ini dapat dilihat pada sabda Rasulullah SAW: ”Perhatikan oleh mu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki”.
Dawam Rahardjo justru mencurigai tesis Weber tentang etika Protestantisme, yang menyitir kegiatan bisnis sebagai tanggungjawab manusia terhadap Tuhan mengutipnya dari ajaran Islam. Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya, itu sebabnya misi diutusnya Rasulullah ke dunia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak. Seorang pengusaha muslim berkewajiban untuk memegang teguh etika dan moral bisnis Islami yang mencakup Husnul Khuluq. Pada derajat ini Allah akan melapangkan hatinya, dan akan membukakan pintu rezeki, dimana pintu rezeki akan terbuka dengan akhlak mulia tersebut, akhlak yang baik adalah modal dasar yang akan melahirkan praktik bisnis yang etis dan moralis. Salah satu dari akhlak yang baik dalam bisnis Islam adalah kejujuran (QS: Al Ahzab;70-71). Sebagian dari makna kejujuran adalah seorang pengusaha senantiasa terbuka dan transparan dalam jual belinya ”Tetapkanlah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengantarkan kepada surga” (Hadits). Akhlak yang lain adalah amanah, Islam menginginkan seorang pebisnis muslim mempunyai hati yang tanggap, dengan menjaganya dengan memenuhi hak-hak Allah dan manusia, serta menjaga muamalah nya dari unsur yang melampaui batas atau sia-sia. Seorang pebisnis muslim adalah sosok yang dapatdipercaya, sehingga ia tidak menzholimi kepercayaan yang diberikan kepadanya ”Tidak ada iman bagi orang yang tidak punya amanat (tidak dapat dipercaya), dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji”, ”pedagang yang jujur dan amanah (tempatnya di surga) bersama para nabi, Shiddiqin (orang yang jujur) dan para syuhada” (Hadits). Sifat toleran juga merupakan kunci sukses pebisnis muslim, toleran membuka kunci rezeki dan sarana hidup tenang. Manfaat toleran adalah mempermudah pergaulan, mempermudah urusan jual beli, dan mempercepat kembalinya modal ”Allah mengasihi orang yang lapang dada dalam menjual, dalam membeli serta melunasi hutang” (Hadits). Konsekuen terhadap akad dan perjanjian merupakan kunci sukses yang lain dalam hal apapun sesungguhnya Allah memerintah kita untuk hal itu ”Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu” (QS: Al- Maidah;1), ”Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya” (QS: Al Isra;34). Menepati janji mengeluarkan orang dari kemunafikan sebagaimana sabda Rasulullah ”Tanda-tanda munafik itu tiga perkara, ketika berbicara ia dusta, ketika sumpah ia mengingkari, ketika dipercaya ia khianat” (Hadits).

Friday, January 2, 2009

"sepatu" Bush

Insiden pelemparan sepatu yang dilakukan oleh wartawan Al-Baghdadi Muntazar Al-Zaidi terhadap Presiden Amerika Serikat George W Bush menimbulkan banyak pro kontra di masyarakat dunia. Kejadian tersebut terjadi pada saat Bush sedang melakukan konferensi pers atas hasil kunjungan nya ke Iraq bersama PM Iraq Nuri Al-Maliki di Baghdad, Iraq, 14 Desember lalu. Atas perbuatan nya itu, Muntazar di ancam hukuman antara 7 sampai 15 tahun atas dakwaan mencoba membunuh pemimpin negara asing. Di lain pihak, Muntazar dianggap sebagai pahlawan oleh kebanyakan umat Islam di seluruh dunia.

Jika dilihat dari segi etika, perbuatan Muntazar tidak seharusnya dilakukan, akan tetapi jika dilihat dari kacamata rakyat Iraq yang sudah beberapa tahun terakhir ini dijajah oleh amerika, hal tersebut wajar dilakukan.

Wednesday, December 17, 2008

Review Chapter 3: Sistem Bisnis

SISTEM BISNIS

PENDAHULUAN
Perekonomian Amerika selama dekade-dekade terakhir abad ke-20 mengalami selama guncangan berat, sebagian karena menurunnya kemampuan bersaing dengan negara-negara lain dalam pasar-pasar penting. Sejumlah proposal yang diajukantermasuk pembuatan undang-undanguntuk mengawasi impor: pengembangan lembaga-lembaga perencanaan dimana para pelaku bisnis,wakil pemerintah, dan wakil serikat pekerjadapat menegoisasikan rencana-rencanaindustri koheren; dan pembentukan lembaga-lembaga keuangan publikuntuk mengawasi pinjaman yang diberikan kepada industri-industri tertentu. Penggunaan mekanisme-mekanisme koordinasi seperti inilah yangdiperkirakan mampu menghadapi masalah-masalahekonomi yang muncul darisemakin besarnya tekananpersaingan dari Negara Asing, penurunan industri dan pengangguran.

IDEOLOGI
Ideologi adalah manganalisisargumen-argumen pasar besar dan pemerintah. Dimana ideology adalah sebuah sistem keyakinan normatife yang dimiliki para anggota kelompok social tertentu. Ideology mengekspresikan tanggapan kelompok tersebut pada pertanyaan tentang sifat manusia, tujuan dasar institusi social, bagaimana masyarakat menjalankan fungsinya dan nilai-nilai yang harus dilindungi masyarakat. Jadi, ideology bisnis adalah system keyakinan normatife atas masalah-masalah tersebut, khususnya yang diyakini oleh kelompok-kelompok bisnis tertentu, misalnya para manajer.

SISTEM PASAR VS SISTEM PEMERINTAH
Pasar bertujuan menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar yang dihadapi semua masyarakat: mengkoordinasi berbagai aktifitas ekonomi dari para anggota masyarakat. Siapa yang akan memproduksi barang apa untuk siapa? Masyarakat modern manyelesaikan masalah ini dengan 2 cara menggunakan system pemerintah atau system pasar?
Dalam system pemerintah, satu otoritas membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi , siapa yang akan memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Otoritas tersebut selanjutnya mengomunikasikan keputusan inikepada para anggota sistem dalam bentuk pemerintah atau intruksi dan penyebaran diantara para anggota sistem terjadinya sejalan dengan perintah tersebut. Alternatif system perintah ini adalah system “Pasar Bebas” dimana semua perusahaan masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan mancari keuntungan dengan cara yang berbeda, membuet keputusan atas apa yang akan mereka produksi dan bagaimana memproduksinya. Dalam teori system pasar bebas didasarkan pada 2 komponen: system properti suasta dan sistem penukaran sukarela.

3.1 PASAR BEBAS DAN HAK: Jhon Locke
Salah satu pernyataan yang mendukung system pasar tak teregulasi adalah manusia memiliki “hak-hak alami” tertentu yang hanya dapat di pertahankan melalui system pasar bebas. Dua hak alami yang dilindungi system pasar bebas adalah hak atas kebebasan dan hak atas property pribadi.
Jhon Locke seorang filsuf Inggris manyatakan jika tidak ada pemerintahan, manusia akan mendapati dirinya dalam “keadaan alami”. Dalam keadaan ini setiap orang secara politik adalah sama dan sepenuhnya bebas dari batasan-batasan selain hukum alam.

KRITIK ATAS HAK LOCKE
Para kritikus atas pandangan Locke tentang pasar bebas memfokuskan argument mereka pada empat kelemahan utama pandangan Locke sebagai berikut.
a. Asumsi bahwa individu memiliki “hak alami”
b. konflik antara haknegatif dan hak positif
c. konflik antara hak Locke dengan prinsip-prinsip keadilan
d. Asumsi individualistic yang dibuat Locke serta konfliknya dengan kewajibanuntuk memberikan perhatian.

Pertama, pandangan Locke tantang pasar bebas didasarkan pada asumsi yang belum terbukti bahwa individu memiliki hak atas kebebasan dan property yang harus diprioritaskan dari hak-hak lain. Jika manusia tidak memiliki hak lain. Jika manusia hak lain yang lebih penting dari hak atas kebebasan dan property, maka fakta bahwa pasar bebas akan mampu mempertahankan hak-hak tersebut tidak akan banyak berarti.
Kedua, sekalipun manusia memiliki hak alami atas kebebasan dan property, tidak berarti hak ini harus diprioritaskan dari hak-hak lain. Ketiga, atas pandangan Locke tentang pasar bebas didasarkan pada gagasan bahwa pasar bebas menciptakan perbedaan yang tidak adil. Terakhir menurut para kritikus, argument locke mengansumsikan bahwa manusia adalah individu-individu otomatis yang memiliki hak atas kebebasan dan property yang berasal dari sifat alami mereka dan terpisah dari hubungan mereka dengan komunitas yang lebih besar. Para kritikus mengatakan asumsi ini salah total, karena mengabaikan peran hubungan perhatian dalam masyarakat dan kewajiban dalam memberikan perhatian yang muncul dalam hubungan tersebut.

3.2 UTILITAS PASAR BEBAS : ADAM SMITH
Pendukung kedua system pasar tak teregulasi adalah argument utilitarian yang mengatakan bahwa pasar tak teregulasi dan property pribadi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari peraturan apapun yang diberlakukan. Adam smith sang “Bapak Ekonomi Modern” adalah pencetus argument utilitarian pasar bebas. Menurut smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingan-kepentingannya sendiri dipasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan public oleh sebuah “tangan tak terlihat” (persaingan pasar).
Tentang system pasar bebas dan property pribadi tidak hanya mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien, namun pada prinsipnya pemerintah atau siapapun tidak dapat mengalokasikan sumber daya dengan tingkat efisien yang sama. Adam Smith mengasumsikan bahwa suatu masyarakat yang memiliki system pasar bebas, berarti juga memiliki system property pribadi, meskipun dia tidak memberikan argument utilitavian eksplisit bahwa system property pribadi, lebih baik, katakalah, daripada sebuah system dimana semua sumber daya produktif “dimiliki” oleh semua orang.

KRITIK TERHADAP ADAM SMITH
Kritik paling umum adalah argument utilitarian tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak realistis. Argument Smith mengasumsikan bahwa semua sumber daya yang digunakan untuk memproduksi sesuatu akan dibayar oleh produsen dan bahwa produsen akan berusaha menekan biaya untuk memaksimalkan keuntungan. Asumsi ini terbukti salah saat produsen mengonsumsi sumber daya dimana dia tidak perlu membayar dan otomatis juga tidak perlu bersikap ekonomis. Selanjutnya asumsi Adam Smith bahwa manusia hanya termotivasi oleh keinginan “alami” untuk mendapat keuntungan, jelas salah menurut para kritikus, manusia cenderung menunjukkan perhatian terhadap kebaikan orang lain dan membatasi kepentingan dirinya demi hak-hak orang lain.

KRITIK KEYNES
Keynes menyatakan bahwa permintaan total atas barang dan jasa adalah jumlah permintaan dari tiga sector ekonomi : rumah tangga, bisnis dan pemerintah. Jumlah total dari tiga sector tersebut mungkin lebih kecil dari jumlah barang dan jasa yang disediakan suatu system ekonomi dengan pemanfaatan tenaga kerja secara penuh. Pemerintah menurut Keynes, mampu mempengaruhi kecenderungan untuk menabung atau hemat, yang dalam hal ini menurunkan permintaan dan menciptakan pengangguran, dan dapat mempengaruhi secara langsung jumlah yang bisa diperoleh rumah tangga dengan menaikkan atau menurunkan pajak. Serta pengeluaran pemerintah bisa menutup perbedaan antara jumlah permintaan dan jumlah persediaan dengan meningkatkan permintaan dari rumah tangga dan bisnis (secara tidak sengaja, menciptakan inflasi).

UTILITAS SURVIVAL OF THE FITTES : DARWINISME SOSIAL
Para pendukung Darwin abad ke 19 menambahkan warna baru bagi justifikasi utilitarian atas pasar bebas dengan menyatakan bahwa pasar bebas memberikan akibat-akibat menguntungkan lebih dari yang ditunjukkan oleh Adam Smith. Mereka menyatakan bahwa persaingan menciptakan perkembangan manusia. Doktrin darwinisme social dibentuk dari nama Carles Darwin, yang menyatakan bahwa berbagai spesies mahluk hidup berkembang akibat proses lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup spesies tertentu dan menghancurkan yang lain; “kelangsungan hidup dari beberapa spesies yang kuat dan punahnya spesies yang lemah, saya sebut sebagai seleksi alam atau kelangsungan hidup dari mereka yang terkuat (survival of the fittes).” Factor-faktor lingkungan yang menciptakan survival of the fittes ini adalah tekanan kompetitif dalam dunia binatang. Akibat dari persaingan “mempertahankan kelangsungan hidup” kata Darwin, spesies secara bertahan mengalami perubahan karena yang “paling kuat” bertahan dan menurunkan karakteristik-karakteristik unggul mereka pada keturunan mereka.
Bahkan sebelum Darwin memublikasikan teorinya filsuf Herbert Spencer dan pemikir lain telah mengusulkan bahwa proses-proses evolusi yang digambarkan Darwin juga terjadi dalam masyarakat manusia. Spencer mengklaim bahwa seperti halnya persaingan dalam dunia binatang menjamin bahwa hanya yang paling kuat yang mampu bertahan, demikian juga persaingan dalam dunia ekonomi yang menjamin bahwa hanya individu-individu yang paling kuat yang mampu bertahan dan mencapai puncak. Implikasinya adalah :
Ketidak nyamanan, penderitaan, dan kematian adalah hukumun yang diberikan alam atas kebodohan dan ketidakmampuan dan juga cara memperbaikinya sebagian dengan menyingkirkan spesies yang perkembangannnya paling rendah dan sebagian dengan memberikan pengalaman disiplin yang tidak pernah berhenti pada yang lainnya, alam mempertahankan perkembangan sebuah ras yang mampu memahami kondisi keadaannya dan mampu menghadapinya.
Versi modern pandangan Spencer menyatakan bahwa persaingan adalah baik bukan karena ia menghancurkan individu yang lemah, namun karena menyingkirkan perusahaan yang lemah. Persaingan ekonomi menjamin, bahwa perusahaan bisnis “terbaik” lah yang mampu bertahan, dan selanjutnya, system ekonomi juga akan berkembang secara bertahap. Pelajaran darwinisme social modern masih sama : pemerintah tidak perlu ikut campur dalam pasar karena persaingan adalah hal yang menguntungkan. Namun demikian, masalah yang terdapat dalam pandangan-pandangan Darwinisme social adalah asumsi normatif fundamental bahwa survival of the fittes berarti survival of the best. Dengan kata lain, apapun hasil dari proses alam selamanya adalah baik. Kekeliruan ini, yang oleh sejumlah penulis modern disebut kesalahan alami, tentu saja mengimplikasikan bahwa apapun yang terjadi adalah demi yang terbaik. Namun secara logika salah bila kita menyimpulkan bahwa apa yang diciptakan oleh alam selalu yang terbaik.

3.3 KRITIK MARX
Karl Marx tidak diragukan lagi merupakan kritikus paling keras dan paling berpengaruh terhadap kesenjangan yang, diperkirakan, terbentuk dari sistem properti pribadi dan pasar bebas. Marx mengklaim bahwa contoh-contoh eksploitasi terhadap para pekerja ini hanyalah gejala dari ketidakadilan besar yang diciptakan kapitalisme.
Menurut Marx, sistem kapiltalis hanya memberikan dua sumber penghasilan : menjual hasil kerja dan kepemilikan atas sarana-sarana produksi (bangunan, mesin, lahan, bahan baku). Karena para pekerja tidak mampu menghasilkan apapun tanpa akses pada sarana produksi, maka mereka terpaksa menjual tenaga mereka pada pemilik saran produksi dan memperoleh upah. Namun pemilik tersebut tidak membayar upah penuh atas pekerjaan mereka, hanya membayar apa yang mereka butuhkan untuk hidup. Perbedaan (”surplus”) antara nilai hasil kerja dan upah subsistensi yang mereka terima diambil pemilik sarana produksi dan menjadi sumber keuntungan pemilik.

PENGASINGAN
Kondisi kehidupan yang diciptakan Kapitalisme pada kaum pekerja oleh Marx diperbandingkan dengan pandangannya tentang bagaimana seharusnya manusia hidup. Dalam pandangan Marx Kapitalisme ”Mengasingkan” kelas pekerja dengan tidak mengijinkan mereka mengembangkan potensi produktif mereka ataupun memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka yang sesungguhnya.
Menurut Marx, ekonomi Kapitalis menghasilkan empat bentuk ”pengasingan” pekerja atau empat bentuk ”pemisahan” dari apa yang seharusnya menjadi milik mereka. Pertama, masyarakat kapitalis memberikan penguasaan atas hasil usaha para pekerja pada orang lain. Apa yang dihasilkan pekerja dari hasil usahanya diambil oleh pemilik perusahaan kapitalis dan digunakan untuk tujuan-tujuan yang bertentangan dengan kepentingan pekerja. Seperti yang ditulis Marx :
”kehidupan yang diberikan oleh pekerja pada suatu objek berubah menentang dan menganggap pekerja sebagai kekuatan yang asing dan jahat....Pekerjaan menghasilkan berbagai kekayaan bagi yang kaya, namun hanya memberikan kemiskinan pada pekerja. Ia menciptakan istana, namun hanya memberikan gubuk bagi pekerja. Ia menciptakan keindahan, namun hanya memberikan kecacatan pada pekerja. Ia mengganti tenaga manusia dengan mesin, namun memberikan pekerjaan kasar dan mengubah sebagian pekerja menjadi mesin. Ia menciptakan kecerdasan, tapi juga kebodohan bagi pekerja”

Kedua, kapitalisme mengasingkan pekerja dari aktivitasnya sendiri. pasar kerja memaksa orang-orang memperoleh penghidupan dengan menerima pekerjaan yang tidak memuaskan, tidak mampu memberikan pemenuhan, dan dikendalikan oleh pilihan orang lain. Ketiga, kapitalisme mengasingkan orang-orang dari diri mereka sendiri dengan menanamkan pandangan keliru atas apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Keempat, masyarakat kapitalis mengasingkan manusia satu sama lain dengan memisahkan mereka kedalam kelas-kelas sosial yang bertentangan dan tidak sederajat serta menghancurkan komunitas dan hubungan perhatian. Marx tidak ragu-ragu untuk menjelaskan bahwa pandangan-pandangannya mengimplikasikan bahwa sistem properti pribadi adalah salah. Sistem properti pribadi, menurutnya, adalah dasar ketidak adilan yang menjadi karakteristik masyarakat kapitalis.

FUNGSI PEMERINTAH
Sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx, adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Mungkin orang-orang memiliki keyakinan bahwa pemerintah ada untuk melindungi kebebasan dan keadilan dan menjalankan kekuasaan menurut perjanjian (seperti kata locke), namun kenyataannya, keyakinan semacam ini hanyalah mitos ideologis yang menyembunyikan realita kekuasaan kaum kaya yang mengendalikan proses politik.
Menurut Marx, ada dua jenis hubungan industri:
a. Kontrol yang didasarkan pada kepemilikan atas bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi barang
b. Kontrol yang didasarkan pada otoritas untuk memberi perintah.
Menurut marx, pemerintahan suatu masyarakat beserta ideologi-ideologinya dirancang untuk melindungi kepentingan-kepentingan dari kelas penguasa ekonomi. Kelas-kelas ini selanjutnya juga terbentuk dari hubungan produksi dalam masyarakat dan hubungan produksi ini ditentukan oleh kekuatan-kekuatan produksi dalam masyarakat. Dalam hal ini, menurut marx, semua perubahan historis besar yang terjadi pada dasarnya disebabkan oleh perubahan kekuatan produksi dalam masyarakat; kekuatan ekonomi atau ”material” menentukan jalannya sejarah karena keduanya menentukan fungsi pemerintah. Saat kekuatan produksi baru terbentuk atau diciptakan (misalnya mesin uap atau assembly-line) kekuatan-kekuatan lama disingkirkan (misal tenaga air dan kerajinan tangan), dan masyarakat melakukan penataan ulang untuk disesuaikan dengan metode-metode produksi baru. Struktur hukum dan kelas sosial baru (seperti kelas perusahaan dan manajerial), dan struktur hukum dan kelas sosial lama (misal sistem tuan tanah dan kaum bangsawan) dihapuskan.

PEMISKINAN PEKERJA
Marx juga mengklaim bahwa sejauh produksi dalam perekonomian modern tidak direncanakan, namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar bebas, maka hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang semuanya cenderung merugikan kelas pekerja. Klaim ini didasarkan pada dua karakteristik dasar kapitalisme modern. Pertama dalam sistem kapitalis modern, asset-asset produktif (pabrik, teknologi dan sebagainya) dimiliki dan dikendalikan oleh para pemilik yang hanya ingin berusaha menambah aset mereka dengan bersaing dipasar bebas dengan para pemilik lain yang juga memiliki keinginan yang sama.
Kedua, dalam sistem kapitalis modern, komoditas diproduksi secara masal di pabrik-pabrik dengan kelompok pekerja yang, jika mereka ingin hidup, harus bekerja di pabrik-pabrik milik para pengusaha yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. menurut Marx, merupakan sebuah ”kontadiksi” yang tidak diragukan lagi akan menciptakan tiga kecenderungan yang sama-sama akan ”memelaratkan” para pekerja. Pertama, dalam masyarakat seperti ini, konsentrasi kekuasaan industri akan semakin terpusat ketangan beberapa orang. Kedua, masyarakat kapitalis akan mengalami kembali siklus downturn (menurun) atau krisis. Karena produksi yang dihasilkan para pekerja sangat terorgansasi, maka masing-masing pemilik perusahaan mampu memproduksi surplus dalam jumlah besar.
Ketiga, menurut marx, posisi pekerja dalam masyarakat kapitalis secara bertahap akan semakin memburuk. Penurunan ini diakibatkan oleh keinginan para pemilik perusahaan yang egois untuk terus menambah aset mereka dengan mengorbankan para pekerjanya. Pengaruh gabungan dari kenaikan konsentrasi kepemilikan, krisis yang berulang, kenaikan jumlah pengangguran, dan penurunan upah relatif oleh marx disebut pemiskinan pekerja.

TANGGAPAN
Para pendukung sistem pasar bebas umumnya menjawab kritik bahwa pasar bebas menciptakan ketidakadilan denagn menjawab ; kritik tersebut salah mengasumsikan tentang keadilan yang hanya berarti kesamaan atau distribusi menurut kebutuhan. Menurut mereka asumsi tidak dapat dibuktikan. Terlalu banyak kesulitan untuk menetapkan prinsip-prinsip keadilan yang dapat diterima.
Para pendukung sistem pasar bebas menyatakan bahwa keadilan dapat diberi satu arti yang jelas, namun arti tersebut haruslah mendukung pasar bebas. Mereka juga menanggapi kritik yang menyatakan bahwa pasar bebas menciptakan perbedaan yang tidak adil dengan meskipun perbedaan semacam ini mungkin selalu ada dalam sistem kepemilikan pribadi dan pasar bebas, namun keuntungan-keuntungan yang diberikan pasar bebas dan kepemilikan jauh lebih penting.

3.4 KESIMPULAN : EKONOMI CAMPURAN
Ekonomi campuran adalah perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial, dan kepemilikan pribadi terbatas. Pada dasarnya ekonomi campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya. Untung rugi penerapan kebijakan ekonomi campuran juga tetap menjadi bahan perdebatan yang berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan pribadi dan intervensi pemerintah.

SISTEM PROPERTI DAN TEKNOLOGI BARU
Properti intelektual adalah properti yang terdiri dari objek-objek abstrak dan nonfisik seperti program computer, lagu, gagasan dll. Tidak seperti objek fisik, property intelektual sifatnya non-eksklusif. Salah satu cara menciptakan hak property atas property intelektual adalah menggunakan hak paten dan hak cipta. Segala penemuan-penemuan baru bias menjadi property pribadi dengan memberinya hak paten.
Banyak orang yang mengkritik system ini dengan menyatakan bahwa paten dan hak cipta mencegah orang lain membuat versi yang mengacu pada pandangan Marx bahwa property haruslah demi kepentingan dan kebaikan masyarakat. Namun yang lain menjawab bahwa masa berakhirnya hak paten terlalu singkat dan penemuan-penemuan baru haruslah menjadi property pribadi dari penemunya untuk waktu yang lebih lama, sebuah pandangan dengan konotasi pandangan Locke.

AKHIR MARXISME?

Fukuyama mengatakan “dengan berakhirnya komunisme, tidak akan adal lagi “kemajuan” menuju system ekonomi yang lebih baik atau lebih sempurna: seluruh dunia sekarang setuju bahwa system terbaik adalah kapitalisme.
Namun reformasi komunis yang histories ini tidak menunjukkan ”penghapusan sama sekali” atas pandangan-pandangan Marx ataupun sosialisme. Tanpa terkecuali, semua reformasi ini ditunjukka untuk mengubah sistem komunis menuju sistem perekonomian yang didasarkan pada karakteristik-karakteristik terbaik dari ideologi sosialis dan pasar bebas. Pendeknya, semua ditujukan pada perubahan menuju ekonomi campuran yang dalam hal ini mendominasi negara-negara Barat. Perdebatan yang berlangsung saat ini bekas negara-negara komunis dan juga di Ameerika adalah tentang perpaduan terbaik antara peraturan pemerintah, hak kepemilikan pribadi, dan pasar bebas.
Para pengikut Smith dan Locke terus bersikeras bahwa tingkat intervensi pemerintah yang ditolerir sistem ekonomi campuran lebih banyak merugikan dibandingkan menguntungkan. Sementara para pendukungnya menjawab bahwa dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah mendukung kepentingan-kepentingan bisnis dan tindakan membiarkan bisnis menetapkan kebijakan sendiri akan memperburuk masalah-masalah ekonomi yang terjadi saat ini. Namun secara keseluruhan ada kemungkinan bahwa sistem ekonomi campuran merupakan gabungan terbaik dari keuntunga-keuntungan utilitarian dari pasar bebas dalam kaitannya dengan hak asasi manusia, keadilan, dan perhatian yang menjadi karakteristik kekuatan dari perekonomian yang terencana.

Tuesday, December 16, 2008

Teori Utilitas dan contoh...

1. PENGERTIAN

Utilitarianisme adalah paham atau aliran dalam filsafat moral yang menenkankan prinsip manfaat atau kegunaan (the principle of utility) sebagai prinsip moral yang paling dasariah. Etika utilitarianisme menganggap bahwa sesuatu itu dapat dijadikan sebagai norma moral kalau sesuatu itu berguna. Kegunaan atau manfaat suatu tindakan menjadi ukuran normatif.

2. CIRI-CIRI UTILITARIANISME

1. Kritis.

Utilitarianime berpandangan bahwa kita tidak bisa begitu saja menerima norma moral yang ada. Utilitarianisme mempertanyakan norma itu.

2. Rasional

Utilitarianisme melihat dari segi rasional dari norma moral yang ada.

3. CONTOH

Seks sebelum nikah. Bagi penganut utilitarianisme, seks sebelum nikah itu belum tentu buruk. Harus dianalisis dulu apakah kegunaan seks pra nikah itu. Apakah akibat baik yang ditimbulkan seks pra nikah itu lebih besar daripada akibat buruknya. Kalau akibat baiknya lebih besar maka seks pra nikah itu bukan saja tidak dapat dilarang tetapi wajib dilakukan. Kalau akibat buruk seks pra nikah itu lebih besar maka seks pra nikah itu wajib dilarang.
dan dari segi rasional,utilitarianisme mempertanyakan sebab-sebab seks pra nikah dilarang,kalau mereka merasa alasan nya tidak rasional,maka mereka tidak menaati norma tersebut dan membolehkan seks pra nikah.

Friday, November 21, 2008

Review articles: "pungli di dinas pendidikan aceh terekam video", an Ethics perspective

First of all i'll tell you the main idea of this article, Aceh's Government Anti Corruption Team (Tim Anti Korupsi Aceh/TAKPA) was recorded suspect of unformal paid (pungli) in last monday, November 10th 2008 at unit II building, Aceh's Education Office (Dinas Pendidikan Aceh). The tape showed the meeting between ten tender winner company representative with tender committee implementer, the company representative paid for the tender committee implementer to make issued of letter order of work easier, they paid for about 1,5 million rupiah per company. and on the articles next day, the winning tender company said that they gave the money because they want to and there's no pressure from any parties.

what we can see from the articles above is even the tender winner says that they give the money because they want and there's no pressure, still that is not ethics, because they give the money for a purpose. In public opinion, it can called bribery, and that is a crime. Plus, the fact that it happened in government environment which has tried to do good governance public's satisfaction. This is an embarrassing thing happened to Aceh's Education Office and we all hope that it will be the last.

Tuesday, October 14, 2008

I'm Back..

well,,I know,,it's been long time since my first post..

I even forgot my blog password,,well,,lemme tell you why I decide to start posting again..

My business ethics lecture's told us (every student @ class) to create a blog,,so,,here I am,,posting again..

N lemme tell you why I never create a post since my first,,that's nothing important in my life to share..

Well,,enough for today,,see yah next time..